Wanita

Wanita.
Hebatnya wanita dalam menutupi apa yang mereka rasa,
sungguh membuatku heran kenapa masih saja ada yang menyakitinya?
Wujud nyata dari bidadari surga,
juga salah satu bukti bahwa surga itu benar adanya.
Begitu pandai bersandiwara,
agar orang di sekitarnya tak merasakan apa yang sedang dialaminya.
Menurutku;
tidaklah pantas seorang wanita meminta maaf saat mereka melakukan salah,
harusnya kitalah sebagai lelaki yang merasa bersalah.
Sebab apa?
Sebab kita gagal untuk mengerti mereka.
Centil, cengeng, jutek, posesif, manja dan lain sebagainya,
itu adalah sifat-sifat yang harusnya kita pahami melebihi diri kita sendiri.
Apakah kau tahu bagaimana amarah seorang wanita?
Percayalah, itu lebih panas dari amarah api neraka.
Apakah kau tahu bagaimana cinta seorang wanita?
Percayalah, memberikan nyawa pun mereka rela.
Lewat berbagai tingkah laku untuk mengungkapkan rasa,
sebuah teka-teki yang harus kita pikirkan dengan extra.
Namun terkadang kenyataan berbanding terbalik dengan yang dipikirkan.
Mereka yang harusnya dikasihi,
malah diperlakukan sesuka hati dan tak dihormati.
Apa kabar hati nurani?
Lelaki yang harusnya melindungi, kenapa malah menyakiti?
Tak usah kau berbicara tentang sunah Nabi,
jika perwatakan Nabi yang lain tak mampu kau ikuti.
Kepada para lelaki di seluruh alam semesta,
mari sejenak kita membuka pola pikir yang ada di kepala.
Jika egoisme masih menguasai diri, apakah pantas kita disebut lelaki sejati?
Jika tak mampu membimbing mereka, mengapa begitu kejam kita merusaknya?
Jika mereka salah, lalu kita dikendalikan amarah, apakah pantas lelaki seperti itu ingin dipanggil ayah?
Jika kita berpikir memiliki banyak wanita adalah sebuah kebanggaan, bukankah saat itu kita sedang menunjukkan bahwa kita ini lelaki murahan?
Jika belum bisa bertanggung jawab, sebaiknya kita tak perlu membuat sesuatu yang menjadi sebab.
Hargai, hormati, lindungi, sayangi, cintai dan beri rasa peduli.
Aku yakin dunia akan baik-baik saja, saat lelaki berhasil melakukan hak dan kewajibannya atas wanita.

-Dari lelaki yang tak sempurna,
Ahmad Junaidi nama saya.

Comments

Post a Comment

Popular Posts