Skip to main content

Posts

Featured

Kata-Kita

Harus kumulai dari mana semua ini kutata? Kosa kata yang kupunya berserakan di mana-mana. Apakah kubiarkan berantakan atau kususun perlahan-lahan? Sungguh membingungkan! Di era yang hingar-bingar akan kata-kata. Pembuktian harus dihadirkan di dalamnya. Pun untukmu takkan kubiarkan untuk percaya begitu saja. Sebab aku bukan lelaki yang ingin diterima apa adanya. Ungkap cinta, perjanjian, permintaan maaf atau apa saja. Sekarang esensi nilainya mulai mereda. Sebab apa? Sebab semua hanya berakhir di mulut pengucapnya. Jikalau nanti ada yang bertanya; Tulisan ini juga kata-kata, bagaimana mengetahui bahwa si penulis mencintai kekasihnya? Caranya tidak banyak pun tidak sedikit juga. Cukup tanyakan langsung kepada separuh jiwanya, bagaimana si penulis memperjuangkan cintanya untuk seseorang yang memiliki senyum paling merona?

Latest posts

Asa(p)

Bukan?

Terima

Kalimantan

Dari Anakmu

Masalah

Kota Itik

Untuk Indonesia, 74 Tahun Pasca Merdeka

Dosen

Kekanakan